Miqat Umrah dan Haji: Persiapan Penting Umat Muslim Menuju Tanah Suci
20 November 2023

Sebelum menapaki Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah, setiap Muslim perlu memahami konsep miqat. Miqat adalah pintu masuk resmi yang ditetapkan oleh Rasulullah SAW untuk memulai perjalanan rohaniah ini. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi makna miqat, jenis-jenis miqat, dan langkah-langkah persiapan sebelum memasuki Tanah Suci.

 

Apa Itu Miqat?

Miqat secara bahasa berarti tempat yang telah ditetapkan. Dalam konteks haji dan umrah, miqat adalah batas waktu dan tempat di mana seseorang harus mengenakan pakaian ihram dan berniat melaksanakan haji atau umrah. Ada dua jenis miqat: miqat makani (temporal) dan miqat zamani (spasial).

 

Miqat Makani (Batas Tempat):

 

  • Darul Qamar: Terletak di utara Masjidil Haram, sekitar 7 km, sering digunakan oleh mereka yang berangkat dari Makkah.
  • Yalamlam: Di sebelah timur Makkah, sekitar 88 km, digunakan oleh jamaah dari Yaman, Afrika Timur, dan Asia Tengah.
  • Juhfah: Sebelah barat Mekah, sekitar 188 km, diambil oleh jamaah dari Syam, Mesir, dan Afrika Utara.
  • Qarnul Manazil: Di sebelah selatan Makkah, sekitar 94 km, digunakan oleh jamaah dari Najd, Irak, dan Asia Selatan.
  • Zatu Irqin: Sebelah selatan Makkah, sekitar 80 km, sering diambil oleh jamaah dari Hijaz bagian selatan.

 

Miqat Zamani (Batas Waktu):

  • Untuk umrah, miqat zamani berlaku sepanjang tahun.
  • Untuk haji, dimulai sejak tanggal 1 Dzulhijjah. Jika ihram diambil sebelum tanggal tersebut, maka seseorang akan melaksanakan ihram haji dan umrah secara bersamaan.

 

Lokasi-Lokasi Miqat untuk Jamaah Indonesia

Jamaah haji Indonesia memiliki beberapa opsi miqat berdasarkan gelombang keberangkatan:

 

Zulhulaifah (Bir Ali): Digunakan oleh jamaah gelombang I yang mendarat di Madinah, terletak 9 km dari Madinah.

Jeddah:

  • Bisa di asrama haji embarkasi.
  • Di dalam pesawat saat melintas di atas Yalamlam/Qarn al-Manazil.
  • Bandara King Abdul Aziz di Jeddah, setelah diakui sebagai miqat oleh Majelis Ulama Indonesia.

 

Persiapan Saat Melakukan Miqat Makani

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat miqat makani:

 

Bir Ali (Zulhulaifah):

  • Pakaian ihram harus dipakai sebelum berangkat dari hotel.
  • Melaksanakan shalat sunnah ihram 2 rakaat di Bir Ali.
  • Niat ihram umrah/haji disampaikan di dalam hati dan diucapkan secara lisan.
  • Setelah miqat, berlaku larangan-larangan saat berihram, seperti larangan mengenakan pakaian biasa, sepatu yang menutup tumit, dan lainnya.

 

Jeddah:

  • Jamaah gelombang II bisa mengambil miqat di asrama, dalam pesawat, atau di Bandara King Abdul Aziz.
  • Setelah miqat, jamaah wajib mematuhi larangan-larangan berihram, termasuk larangan memakai wangi-wangian, melakukan hubungan suami-istri, dan lainnya.

 

Talbiyah: Seruan Menuju Allah

Dalam perjalanan dari miqat ke Masjidil Haram, jamaah dianjurkan membaca talbiyah. Bacaan ini mencerminkan kesadaran dan kepasrahan jamaah dalam menjalankan ibadah. Bacaan talbiyah yang diucapkan dengan penuh keikhlasan memperdalam pengalaman rohaniah seorang Muslim menuju Baitullah.

 

Kesimpulan: Persiapan yang Mendalam, Perjalanan yang Berkah

Miqat adalah awal dari perjalanan rohaniah yang luar biasa bagi umat Muslim. Dengan memahami miqat, baik secara makna maupun pelaksanaannya, jamaah dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik sebelum menapaki Tanah Suci. Membawa bekal pengetahuan ini, semoga setiap langkah yang diambil dalam ibadah haji dan umrah menjadi lebih bermakna dan mendalam.

 

Referensi:

"Tuntunan Manasik Haji dan Umrah" - Kementerian Agama RI.

Sumber informasi lainnya yang dapat diakses di situs resmi Kementerian Agama RI.

Berita Terkini Lihat Semua